19 April 2010

Orang Sakit Ternyata Menyakitkan

Semua orang ingin hidup sehat, tetapi ternyata datang juga penyakit itu. Entah itu penyakit ringan atau berat, sehingga seseorang yang sedang sakit tersebut harus dirawat di rumah sakit. Jika penyakit tiba, maka semua keluarga menjadi susah. Apa saja dikorbankan agar penyakitnya segera hilang dan kembali menjadi sehat.
Betapa mahalnya kesehatan itu. Hanya seringkali nikmat itu tidak terasakan. Baru orang merasa nikmat, jika baru saja sembuh dari sakit. Dan, betapa nikmat kesehatan itu mahal harganya, tetapi baru terasakan tatkala seseorang keluar dari rumah sakit, dan harus mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Kesehatan itu pada umumnya dirasakan sangat penting, sehingga setiap orang selalu mendoakan agar para anggota keluarga, sahabat, teman dan siapa saja selalu mendapatkannya. Begitu juga ketika saling bertemu sesama, sebelum menanyakan hal lain, maka yang pertama kali dikabarkan terlebih dahulu adalah tentang kesehatan. Orang kemudian menyebut bahwa kesehatan adalah nikmat yang seharusnya selalu dijaga dan disyukuri. Penderitaan orang yang lagi sakit, ternyata tidak hanya sebatas dirasakan oleh orang yang bersangkutan, melainkan beban itu juga ditanggung oleh orang lain. Kita lihat misalnya, di rumah sakit. Tatkala seorang anggota keluarga dirawat di rumah sakit, maka keluarganya menunggu berhari-hari, selama yang bersangkutan masih dirawat di tempat itu. Maka penderitaan itu dirasakan, baik oleh yang sakit maupun bagi mereka yang sehat, karena keluarga yang sehat juga harus mengurusnya. Memang, orang sakit ternyata pada satu sisi memberi manfaat bagi orang lain. Seperti misalnya, pihak rumah sakit, seperti dokter, perawat dan karyawan tidak akan mendapatkan pekerjaan jika sama sekali tidak ada orang sakit. Bagi institusi itu, orang sakit menjadi dirasa penting. Jika tidak ada orang sakit, maka rumah sakit tidak akan bisa beroperasi. Para dokter dan semua yang terkait dengan tugas itu menjadi menganggur. Dilihat dari perspektif itu, orang sakit ternyata juga memberi kehidupan terhadap banyak pihak. Manfaat itu, selain kepada institusi modern seperti rumah sakit, apotek, toko obat, maka orang sakit juga memberi kehidupan bagi para pelayan kesehatan tradisional, seperti juru pijat, dukun dan sejenisnya. Akhirnya, memang berbagai hal kehidupan ini tidak ada yang sia-sia. Rabbana ma kholaqta hadza bathila, Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Selanjutnya, bahwa manusia terdiri atas aspek fisik dan juga juga psikis, atau jiwa dan raga. Demikian juga penyakitnya. Ada jenis penyakit fisik dan ada pula penyakit psikis. Jika orang lagi terkena musibah berupa sakit fisik, maka pengobatannya dilakukan oleh para dokter di rumah sakit atau sejenisnya. Secara fisik seseorang bisa dinyatakn sehat, tetapi belum tentu jiwanya tidak sakit. Maka, kemudian dikenal ada penyakit jiwa. Bahkan selain itu, ada lagi yang disebut penyakit hati. Orang yang sakit jiwa, disebut gila. Terkait dengan itu, ada rumah sakit khusus yang memberikan pelayanan penyembuhan sakit jiwa. Tetapi rasanya sampai saat ini belum ada istilah rumah sakit hati, sekalipun sesungguhnya banyak orang yang menderita penyakit itu. Seseorang yang sedang menderita penyakit bagian tubuh yang tidak kelihatan ini, yakni sakit hati, memang tidak tampak bahwasanya ia sedang sakit. Mereka tidak sebagaimana seseorang yang sedang sakit fisik, -----tidak mau makan, tidur dan istirahat, kelihatan sehat. Orang yang sedang sakit hati masih sanggup menunaikan peran-peran sebagaimana biasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun pikiran, perasaan, dan perilakunya berbeda dengan orang yang sehat. Orang yang sedang sakit hati, menjadi tidak senang jika ada kebaikan yang diterima oleh rival, apalagi musuhnya. Dan begitu juga, sebaliknya. Penyakit hati ini juga disebut oleh al Qur�an, dalam suatu ayat berbunyi : fi quluubihim marodhun, atau di dalam hati mereka terdapat penyakit. Penyakit hati itu disebutkan macam-macam, misalnya syirk, dengki, hasut atau iri hati, tamak, sombong, kufur nikmat, suka berbohong dan lain-lain. Berbagai penyakit itu bisa terjadi pada setiap orang. Mulai rakyat jelata hingga para pejabat tinggi, dari orang buta huruf hingga mereka yang berpendidikan tinggi sekalipun, suatu ketika, berpeluang terkena penyakit seperti itu. Orang yang terkena penyakit hati ini, secara sosial lebih membahayakan dibanding sebatas orang yang menderita penyakit fisik. Penyembuhan bagi mereka yang berpenyakit fisik, ------sekalipun biayanya kadang mahal, tetapi dampak sosialnya tidak terlalu luas. Berbeda dengan penyakit fisik, orang yang sedang sakit hati, atau orang yang masuk kategori memiliki qolbun maridh, sangat membahayakan terhadap orang lain. Orang yang lagi terkena penyakit iri hati, dengki, hasut dan tamak, maka bisa melakukan kerusakan yang luar biasa terhadap kehidupan orang lain. Peristiwa-peristiwa perebutan harta, kekuasaan, jabatan, posisi, atau pengaruh sehingga terjadi permusuhan, konflik, perang yang mengakibatkan orang lain yang tidak berdosa menderita, adalah disebabkan oleh penyakit hati ini. Penyakit ini sesungguhnya tidak tampak, dan bahkan juga tidak diketahui dan dirasakan oleh yang bersangkutan, tetapi penyakit tersebut lebih membahayakan bagi dirinya maupun bagi orang lain. Penyakit hati,----- karena tidak tampak dan juga tidak dirasakan itu, maka juga belum ada institusi penyembuhannya. Belum pernah ada, apa yang disebut dengan rumah sakit hati dalam pengertian abstrak seperti ini. Sekalipun sudah ada istilah sakit hati, obat hati, atau tombo ati, tetapi belum pernah ada istilah rumah sakit hati, ------dalam pengertian psikis. Istilah hati dalam pengertian fisik memang sudah ada, tetapi bukan hati dalam pengertian abstrak sebagaimana dimaksud dalam tulisan ini. Orang yang berpenyakit hati seperti disebutkan itu, memiliki kekuatan perusak yang amat dahsyat, apalagi yang bersangkutan memiliki kekuasaan, harta yang banyak dan cerdas. Orang lain bisa dibuat menderita karena penyakitnya ini. Orang yang berpenyakit hati bisa melakukan kerusakan yang luar biasa, seperti menyakiti, menindas, dan bahkan juga membunuh atau memusnahkan. Orang yang lagi terkena penyakit hati, selalu merasa senang tatkala melihat orang lain susah dan sebaliknya. Ia justru bahagia jika melihat orang lain, susah atau menderita, apalagi yang menderita atau bahkan celaka itu adalah pesaing atau musuhnya. Inilah kemudian dikatakan bahwa orang sakit itu juga menyakitkan. Oleh karena itu kita seharusnya senantiasa memohon agar selalu dijauhkan oleh Allah swt., dari segala penyakit, sehingga selalu sehat lahir dan batin. Wallahu a�lam.

15 Maret 2010

LOWONGAN PERAWAT KE TAIWAN

Masih dibutuhkan perawat untuk Panti jompo di Taiwan. Gaji 5 - 7 juta/bulan. spesifikasi yang dibutuhkan : Wanita, D-I atau D-III keperawatan. info lengkap, silakan SMS ke 085731018171

25 Juni 2009

ANDA LULUSAN AKPER / MAU LULUS AKPER

PT. Indonaker Mandiri, selaku PJTKI spesialis Tujuan Hongkong dan Taiwan, mengajak Anda untuk menjadi Perawat di Panti Jompo di Taiwan. Gaji bersih 5 jutaan/bulan, dengan fasilitas Askes / ASTEK, tempat tinggal dan makan sudah disediakan. kontrak kerja 3 tahun dan minimal 2 tahun dan bisa diperbaharui. informasi rekrutment, hubungi Suprianto, S.Kep.Ns. 08813335879 atau supriantoaiman@gmail.com.

13 Maret 2009

Materi Kuliah Etika Keperawatan untuk Prodi Keperawatan Sidoarjo

1. Kecenderungan dan isu etik keperawatan prospektif dan retrospektif
  • Masalah etika dalam keperawatan
  • Masalah etika yang berkaitan langsung dengan praktik keperawatan
2. Hubungan etik perawat dengan klien dan profesi lain
  • Etika hubungan tim
  • Hubungan perawat – perawat
  • Hubungan perawat – klien
  • Hubungan perawat – profesi lain
  • Hubungan perawat – masyarakat
  • Konflik etik yang dapat terjadi dalam hubungan tim
3. Keputusan moral dan teori modal dalam keperawatan
  • Pengertian moral
  • Prinsip moral
  • Konsep moral dalam praktik keperawatan : advokasi, akuntabilitas dan loyalitas
4. Model pengambilan keputusan terhadap dilema etik dan masalah etik
  • Teori dasar pengambilan keputusan
  • Kerangka pembuatan keputusan etik
  • Langkah pembuatan keputusan secara etik dalam keperawatan
  • Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
  • Penerapan model pengambilan keputusan dalam kasus
  • Masalah etik dan dilema etik
SELAMAT BELAJAR

Sikap Kerja Perawat

Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. sada (2000), menjelaskan sikap kerja adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan. Misalnya, jika membagi tanggung jawab antara manajemen puncak dengan karyawan dari sudut pandang pekerjaan. Keduanya jelas berbeda. Manajemen harus menanggung tanggung jawab atas produk atau jasa tetapi karyawan hanya menanggung proses bagaimana membuat produk atau jasa tersebut. Jika prosesnya benar maka hasilnya tentu akan baik.
Sikap kerja bisa dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Jika sikap kerja dilaksanakan dengan baik pekerjaan akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Tetapi harus diingat, bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain lagi dalam hubungan antara karyawan yang akibatnya sikap kerjanya diabaikan. Harus selalu diingat proses akan menentukan hasil akhir. Aniek (2005) menjelaskan sikap kerja sebagai kecenderungan pikiran dan perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya. Indikasi karyawan yang merasa puas pada pekerjaannya akan bekerja keras, jujur, tidak malas dan ikut memajukan perusahaana. Sebaliknya karyawan yang tidak puas pada pekerjaannya akan bekerja seenaknya, mau bekerja kalau ada pengawasan, tidak jujur, yang akhirnya dapat merugikan perusahaan. Sikap kerja yang ditunjukkan perwat di rumah sakit adalah pelayanan perawatan. Setyaningsih (2003), menjelaskan pelayanan keperawatan sebagai bagian penting dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif yang ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencakup siklus hidup manusia. International Council of Nurses (Setianingsih, 2003), menjelaskan bahwa keperawatan adalah fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan keehatan atau penyembuhan sampai individu yang bersangkutan mampu merawat kesehatannya sendiri apabila memilki kekuatan, kekuatan dan pengetahuan. Sedangkan dari hasil lokakarya keperawatan pada bulan Januari 1983 (Setianingsih, 2003) dirumuskan definisi keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan di bidang kesehatan yang didasari ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat sejak lahir sampai meninggal. Kegiatan pelayanan meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap kerja perawat adalah tindakan yang diambil perawat dalam kegiatan pelayanan sesuai dengan etika dan wewenang profesi keperawatan sebagai wujud dari kecenderungan perasaan puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya .

21 Februari 2009

Sehat atau Tidak Sehat

Ketika Anda berjalan di Mall atau pasar, secara tidak sengaja berpapasan dengan orang yang tanpa ekspresi, tersenyum dan berkata-kata sendiri. Seketika itu Anda berfikir, "Ini orang gila". Akan tetapi bersamaan dengan memikirkan hal itu, secara tidak sengaja Anda menggaruk-garuk kepala kemudian menggeleng-gelengkap kepala dan tersenyum sendiri. Banyak orang melihat dan berkata demikian.
Saya bingung dengan ungkapan ini, Siapa yang sehat, siapa yang tidak sehat atau siapa yang mengalami gangguan jiwa?